RSS

Arsip Tag: pembaca

Bukan “Story-teller”


Selama ini aku hanyalah seorang pembaca, “reader“. Membaca tiap huruf-huruf. Membaca tiap kerut wajah. Membaca gerakan-gerakan. Membaca isyarat-isyarat. Aku berpuas diri hanya dengan “membaca”. Menikmati setiap cerita yang ku dapat. Menyimpulkan rahasia-rahasia yang terungkap. Siapa akan menyalahkan. Aku “membaca”. Aku lah yang menerjemahkan semuanya. Dan semuanya hidup di kepala ku. Hanya di dalam kepala ku. Duniaku. Masalahnya bagimu?
Suatu ketika seseorang bercerita padaku. Menceritakan rahasianya, begitulah katanya. Apa yang akan ku tolak? Cerita? Oh, tidaklah mungkin. Rahasia itu mengalir melalui kata-katanya yang ku dengar, sembari aku membacanya. Membacanya melalui ritme nafasnya. Melalui jedanya. Melalui bunyi-bunyi yang dapat ku dengar. Aku tak menatap wajahnya. Dia mengatakan itu rahasianya. Lalu mengapa ia menceritakannya? Apakah dia seorang “story-teller“? Pendongeng? Menceritakan aku sesuatu yang mereka sebut “rahasia” untuk membuaiku dengan pikiran mereka. Mengatur, mengendalikan gejolak emosi yang akan ku munculkan. Tapi tunggu. Lama. Tidak tidak. Tidak terlalu lama. Tahun mungkin. Ya. Aku pernah membacanya. Membacanya perlahan-lahan. Dari wajahnya. Aku menatapnya. Dari gurat-gurat emosi yang terlukis di wajahnya. Dari penyangkalan kata yang melindungi dirinya dari tingkah dan gerakan yang tanpa sadar ia munculkan. Dari degup jantung dan nafasnya yang, yaaaaa aku dengar dan rasa tanpa ia sadari. Tentu saja aku menerjemahkannya. Tanpa maksud. Hanya untuk kesenangan pribadi. Sama seperti hal lainnya. Apa hasil yang ku baca? Apa terjemahan yang ku peroleh? Apakah kau ingin tau?
Hahah. Aku adalah “reader“. Akan tetap begitu. Begitulah.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Maret 5, 2016 inci fiktif, non-fiktif

 

Tag: , , , , , , ,

umpat


Apa yang harus aku katakan? Aku tak pernah tau yang sebenarnya. Dan pertanyaanku pun tak mendapatkan jawaban. Aku lahir, tumbuh dan berkembang memang sebagai ‘pembaca’. Tapi apakah seorang ‘pembaca’ tak boleh mendengarkannya tanpa harus membaca dan menebak kenyataan. Jika kau minta aku untuk membacanya sendiri, kenapa kau memalingkannya? Kenapa kau menjauhkannya? Kenapa kau mendorongku menjauh? Mana matamu? Aku menginginkannya. Atau aku harus membaca ini sebagai “pembuangan”. Atau aku harus membaca ini sebagai “penyesalan” dari dirimu. Apa ini? Umpatan berloncatan dalam kepalaku. Mulut bertahan. Rasa tetap memeluknya.

20141123

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada November 29, 2014 inci story

 

Tag: , , ,