RSS

Arsip Bulanan: Januari 2014

Aku Telah Melihatmu ~~ (2)


image

Aku menggenggammu tidak lama dan tidak pula sebentar. Waktu yang cukup bagi ku membuatmu tak nyaman. Perjalananku belum berakhir dan janjiku menemani dan menjaga mu little boy belum lah dikatakan terpenuhi. Maaf menggenggam mu terlalu erat. Maaf menarik mu memaksa mengikuti kecepatanku berjalan. Maaf mencegah mu mengistirahatkan denyut dan ototmu di perjalanan ini. Maaf tak memahami kilau mata mu yg berusaha mengatakannya pada ku. Maaf membuat mu terhentak mundur. Maaf membuat mu menarik tanganmu dari genggaman ku. Maaf.
Jangan lagi bersembunyi. Jangan kembali bersembunyi. Aku telah melihatmu. Dan aku telah memutuskan untuk menarikmu. Membawa mu menikmati perjalanan ku yg menjadi perjalanan mu. Aku telah berjanji tidak pada siapa-siapa. Aku akan merangkul mu.
Ulurkan kembali tangan mu pada ku, agar ku gengam. Merangkul mu, menentramkan mu, menghangatkan senyuman jiwa mu. Maafkan aku. Aku telah melihat mu dan tak ingin menghentikannya hingga waktu yg belum diketahui.
Ulurkanlah tangan mu, sambut tangan ku, biarkan aku kembali menggenggamnya little boy.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Januari 20, 2014 inci fiktif, story

 

Tag:

Jika dan di mana


image

Ya, hari ini, kemarin, dan besok aku masih tetap melangkah. Aku dalam perjalananku yang hingga sekarang tak pernah aku tau sampai kapan dan di mana akan beristirahat dan mengakhiri. Aku hanya terus melangkah merasakan hangat hingga bekunya jalan-jalan yang terhampar. Pada suatu saat, aku bersandar, menepi mengistirahatkan otot-ototku, syarafku, dan semangatku. Aku akan memasuki sebuah rumah pada daerah yg ku singgahi. Berharap dapat melepaskan kelelahanku, membagi ceritaku, dan bersandar dari angin-angin yang menggigit tulangku. Tentu jelas rumah seperti apa yang akan aku pilih untuk singgah. Rumah yang menyajikan kehangatan, keterbukaan, ketentraman, dan harapan. Walaupun aku tak pernah tau berapa lama aku akan di sana. Aku akan mewarnaimu dan menjaga.
Kini aku sedang dalam sebuah persinggahanku. Tempat yg begitu indah dan penuh harapan. Yang membuatku duduk memandanginya dan membiarkan keindahan itu membenam jauh, membentuk akar-akar yang tertanam kuat.
Tetapi aku berdiri dalam sesuatu yang remang. Yang membuatku ragu. Anginnya membelai lembut bersatu dengan kerikil jalanannya tajam mengoyak-goyak kakiku. Aku merasa seperti pengemis yang menyeret-nyeret kakinya yang berlumuran darah untuk mendapatkan kepingan-kepingan itu. Aku singgah bukan untuk mengemis. Aku datang atas harapan. Aku berdiam atas impian. Mungkin cerita yg ku bagi tak selamanya sesuatu yg berwujud indah. Tetapi jika bukan di sini aku membagi ceritaku, di mana lagi. Jika di sini tak merawat robek perjalanan yg membekas kakiku, di mana lagi. Jika bukan di sini aku diminta untuk mewarnai dan menjaga, di mana lagi. Jika bukan di sini aku menjadi dan diperlakukan sebagai harta, di mana lagi.
Aku berjalan hanya sendiri.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Januari 18, 2014 inci fiktif, story

 

Tag: , , , ,

Sebatas Memori


Aku tau, kau hanya sebatas memori.
Kau hanya sebatas angan.
Dari dulu hingga waktu yang selalu saja tak pasti.
Aku menikmatimu dari jauh.
Aku mencintaimu dengan diamku.

image

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Januari 2, 2014 inci fiktif, poem